A.
Sistem Pencernaan
I.
Sistem Pencernaan pada Pisces
Bagian terdepan dari mulut adalah
bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan hilang secara
total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae,
diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang
dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir
berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan
tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di
ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
1. Mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang
yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen
faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga mulut adalah gigi,
lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel
permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel
penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping
mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa)
yang berfungsi menyeleksi makanan.
2. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama
dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap, Sebagai tempat proses
penyaringan makanan.
3. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang
berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan.
Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif
menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada
di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan
rectum (proses osmoregulasi)
4. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan
yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan
yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung
makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung
mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung
dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara
kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi
untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik). Pilorus merupakan segmen
yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena
ukurannya yang mengecil/menyempit.
5. Usus (
intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran
pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan
tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
6. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran
pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus
dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat
dibedakan dengan adanya katup rektum.
7. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya
saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki
kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut.
8. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran
pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran
genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya
membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip
dada.
Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk
menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses
penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga
berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim
pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah
karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu,
saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar
pencernaan.
Hati meupakan
organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini
umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan.
Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan
disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil,
bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan
kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan
oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu.
Pankreas merupakan
organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan.
Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel
hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik
bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang
bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar
dari pankreas menuju usus depan.
Proses Pencernaan
Sebelum makanan
di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan berupa
nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan,
bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya
segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnat mencernakannya. Setelah
makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur.
Selai sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan
enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi
glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan
karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja
aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air
liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna
untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan
normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam
saluran pencernaan, maka dindng saluran pencernaannya akan terangsang untuk
menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida
(HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang
merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton
(polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan
juga hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan
merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu
keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari
sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu
tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian ditampung di dalam kantong
empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak
menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon
sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan
pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase.
Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi
produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat
menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut
dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara
40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan,
enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.
II. Sistem Pencernaan pada Reptil
Sistem pencernaan pada
reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan
kelnejar pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan
daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah,
pancreas dan hati.
a.
Rongga
Mulut. Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigi-gigi) yang
berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah mangsanya.
Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan .deretan gigi yang conisch
(bentuk kerucut) menempel pada rahang, dan gigi pleurodont, bengkok kea rah
cavum oris. Pada palatum (langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang
disebut dentes palatine. Rongga mulut
Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Dan
khusus pada ular berbisaakan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun
yang terdapat pada ronggamulut. Pada buaya
giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil tidak
mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada
rongga mulut terdapat lidah yang pipih dan melekat pada tulang lidah dengan
ujung bercabang dua atau bersifat bipida yang terletak di dasar cavum
oris. Pada reptile yang masih hidup di air misalnya buaya bagian belakang dari lingua terdapat
satu lipatan transversal. Bagian ini bila ditekan akan menutup sehingga cavum
oris terpisah dengan pharynx, oleh karena itu walaupun hewan itu membuka mulut
pada waktu berada di air, paru-parunya tidak akan dimasuki air. Pada reptilian
pemakan insekta memiliki lidah yang dapatdijulurkan, sedangkan pada buaya dan
kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular
berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaputdan terletak di bagian rahang
bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut
tetap basah dan dapat dengan mudah menelanmangsanya.Pada ular Kelenjar labia
bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung yang
terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
b.
Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang
rongga mulut yang menyalurkan
makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi
proses pencernaan.
c.
Lambung
(ventrikulus) yang terdiri aas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan agak
kecil yatu piloris. Lambung merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran
pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru
mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara
mekanik dan kimia.
d.
Intestinum
terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya
menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang.
Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
Kloaka merupakan saluran umum untuk pencernaan, ekskresi dan reproduksi.
e.
Kelenjar
pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut
vesica fellea. Hati tediri dari dualobus yaitu sinister dan dexter yang
berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan
hati. Pancreas pada reptile terletak diantaralambung dan duodenum. Pancreas
berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
III. Sistem
Pencernaan Aves
Sistematis
pencernaan makanan pada burung :
Mulut
/ paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →Lambung pengunyah →Hati →
Pankreas → Usus halus → Usus besar →Usus buntu → Poros usus (rectum) →Kloaka.
Fungsi
Organ Pencernaan Pada Aves:
·
Paruh
: Mengambil makanan.
·
Kerongkongan
: Saluran makanan menuju tembolok
·
Tembolok
: Menyimpan makanan sementara.
·
Lambung
kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
·
Lambung
pengunyah : Menghancurkan makanan.
·
Hati
: Membantu mancerna makanan secara mekanis.
·
Pankreas
: Menghasilkan enzim.
·
Usus
halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler darah pada
dinding usus halus.
·
Usus
besar : Saluran sisa makan ke rectum.
·
Usus
buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
·
Poros
usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
·
Kloaka
: Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
- Pencernaan usus.
- Saluran uretra dari ginjal
- Saluran kelamin
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi
untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam
rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar
berupa kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar.
Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi.
Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena
dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan.
Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna
makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang
dihasilkan olehpankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil
pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding
usus halus.Burung mem-
punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna
untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna
untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
IV. Sistem Pencernaan
Mamalia (Sistem Pencernaan Pada Manusia)
·
Mulut
Mulut adalah suatu
rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya
terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus.Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:
·
Gigi (dens)
·
Lidah (lingua) adalah kumpulan otot
rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan
mengunyah dan menelan. Berfungsi untukf:
o
sebagai indera pengecap/perasa
o
mengaduk makanan di dalam rongga mulutmembantu
proses penelanan
o
membantu
membersihkan mulut
o
membantu bersuara/berbicara
o
Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar
ludahGambar
o
Esofagus atau kerongkongan
Esofagus adalah tabung (tube) berotot
pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke
dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses
peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring – yang
menghubungkan esofagus dengan rongga mulut – pada ruas ke-6 tulang belakang.
Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior
(sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan
otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
·
Lambung
Lambung
atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga
badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan
sejumlah kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga
daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas,
daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan . Fundus adalah bagian tengah,
bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan
usus 12 jari duodenum.
Dinding lambung tersusun menjadi empat
lapisan, yakni mucosa, submucosa, muscularis, dan serosa. Mucosa ialah lapisan
dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam lambung,
dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar perbandingan
antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang dapat
dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena
dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut
sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari
sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam
pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot
melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot
tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak
peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar
yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini
mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara
perut dengan anggota tubuh lainnya.
Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel
yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel goblet [goblet cell], sel
parietalparietal cell], dan sel chief [chief cell]. Sel goblet berfungsi untuk
memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak
rusak karena enzim pepsin dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk
memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan
enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam
lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief
berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzin pepsin dalam bentuk tidak
aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak
mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan
kematian pada sel tersebut.
Di bagian dinding lambung sebelah
dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma,
bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan
sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin,
musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan
enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah
protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang
melicinkan makanan. Renin2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa
adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing
dan usus tanpa sempat dicerna. merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada
mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh
Ca. Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut
seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian
pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya,
otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk
kim yang bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan
berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat
asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat.
Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan
tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di
belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang
asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan
melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut
dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
·
Esofagus
·
Kardia
·
Fundus
·
Selaput lender
·
Otot lapisan
·
Lambung mukosa
·
Tubuh perut
·
Pilorik antrum
·
Pilorus
·
Usus dua belas jari (duodenum)
·
Usus
Usus halus atau usus kecil adalah
bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.Usus halus
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :•Usus dua belas jari (bahasa Inggris: duodenum)
adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan
bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang
tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan.Di bagian ini terdapat beberapa
enzim yang sangat di butuhkan dalam proses pencernaan, antara lain
·
untuk mengaktifkan tripsinogen yang
dihasilkan pankreas;
·
Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah
dipeptida atau pepton menjadi asam amino
·
Laktase, mengubah laktosa menjadi
glukosa
·
Maltase, berfungsi mengubah maltosa
menjadi glukosa
·
Disakarase, mengubah disakarida menjadi
monosakarida
·
Peptidase, mengubah polipeptida menjadi
asam amino;
·
Lipase, mengubah trigliserida menjadi
gliserol dan asam lemak.
·
Sukrase, mengubah sukrosa menjadi
fruktosa dan glukosa kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum)
adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum)
dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus
kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.
Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.
·
Usus penyerapan (bahasa Inggris: ileum)
adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia,
)duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu. Ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m.
·
AnusProses pengeluaran sisa – sisa
makanan melalui anus
·
Glandula digestoria (kelenjar
pencernaaan) :
a. Glandula
salivarae kelenjar ludah
b. Glandula
mucosae : terdapat pada dinding sebelah dalam dari ventriculus dan intestinum
(terutama intestinum tenue)
·
Hepar (hati) : suatu kelenjar yang besar
berwarna kecoklat-coklatan terletak di sebaelah kanan dibawah diafragma,
terbagi atas beberapa lobi. Dari tiap lobi terdapat ductus hepaticus yang
mengeluarkan sekresi ke vesica vellea (kantong empedu). Dari sini akan keluar
ductus cysticus yang selanjutnya akan bertemu dengan ductus pancreaticus
bersama membentuk ductus cholidocus yang bermuara di bagian cranial duodenum.
·
Pancreas : kelenjar ini terletak antara
pars ascendens dan pars descendens dari duodenum berwarna merah muda,
bersaluran yang disebut ductus pancreaticus yang akhirnya bersatu dengan ductus
cysticus membentuk ductus cholidocus. Saluran yang terakhir itu akan menuangkan
sekresinya ke duodenum. Kecuali itu pada pancreas terdapat sel yang disebut
insulae langerhensi (island of langerheng) menghasilkan sekresi (hormone)
berupa insulin yang berlangsung masuk pembuluh darah
B.
Sistem Pernapasan
I. Sistem Pernapasan Pisces
Ikan
bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan
kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari
sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan
tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki
banyak kapiler, sehingga memungkinkan oksigen O2 berdifusi
masuk dan karbondioksida CO2 berdifusi keluar. (Baca juga : Kelas Pisces)
Pada ikan
bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang
(operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan
insang, ada pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara
(pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi
sebagai alat pernapasan, tetapi juga berfungsi sebagai alat ekskresi
garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas.
Insang ikan mas tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup
insang (operkulum). Perhatikan Gambar 1. Insang ikan mas terdiri dari
lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna
putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air
pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang.
Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna
merah muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan
merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas
CO2 dan O2 berlangsung. (Baca juga : Kelas Pisces)
Gas O2 diambil dari gas O2 yang
larut dalam air melalui insang secara difusi. Dari insang, O2 diangkut darah
melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas
CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju
insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara
terus-menerus dan berulang-ulang.
Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan
melalui mekanisme inspirasi dan ekspirasi. Perhatikan Gambar 2.
a) Fase inspirasi
Gerakan
tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel pada tubuh
mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah belakang
insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut
lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga
terjadi aliran air ke dalam rongga mulut. Perhatikan gambar di samping.
b) Fase ekspirasi
Setelah air
masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang kembali ke
kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut
mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran
insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan.
Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air.
Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk
ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh kapiler
darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya
pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari
jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar
tubuh.
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai
tutup insang (operkulum) misalnya pada ikan hiu. Masuk dan keluarnya
udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga
mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik
turun rongga mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga
mulut bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di
sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui
celah mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi.
Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil,
tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar
melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada
saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2
(Dipnoi)
- Pernapasan ikan paru-paru menyerupai
pernapasan pada Amphibia. Selain mempunyai insang, ikan
paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti
paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu pulmosis.
Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan
kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk
dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan
terjadinya difusi udara ke kapiler darah. Ikan paru-paru hidup di
rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan hidup walaupun airnya
kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas menggunakan
gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan
paru-paru afrika, ikan paru-paru amerika selatan, dan ikan paru-paru
queensland (Australia).
Pada
beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok memiliki
alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan ke
atas dalam rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan
sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga
labirin berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga
ikan-ikan tersebut dapat bertahan hidup pada perairan yang kandungan
oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2) juga
disimpan di gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
Labirin
Ikan lele, ikan gabus, dan ikan betok mampu hidup di
perairan dengan kadar oksigen rendah. Hal ini dikarenakan ikan
tersebut memiliki alat bantu pernapasan berupa labirin. Adanya
labirin akan memperluas permukaan insang sehingga meningkatkan
efisiensi pengikatan oksigen.
II.
Sistem
Pernapasan Reptil
(Reptil)
- Berbeda dengan organ pernapasan serangga, organ yang digunakan pada
pernapasan reptilia adalah paru-paru. Sebab, sebagian
besar reptilia hidup di daratan atau habitat yang kering. Untuk
mengimbanginya, kulit reptilia bersisik dan kering, supaya cairan dalam
tubuhnya tidak mudah hilang. Kulit bersisik pada reptilia merupakan suatu
adaptasi hidup dalam udara kering, dan bukan sebagai alat pertukaran
gas. Walau begitu, ada pula mekanisme pernapasan reptilia
yang dibantu oleh permukaan epitelium lembab di sekitar
kloaka. Reptilia demikian misalnya kura-kura dan penyu. Hal ini
dilakukan karena tubuh kura-kura dan penyu terdapat tempurung yang
kaku. Tempurung ini menyebabkan gerak pernapasan kedua hewan tersebut terbatas. Mekanisme
pernapasan reptilia terjadi dalam dua fase, yaitu fase inspirasi
dan fase ekspirasi. Saat tulang rusuk mengembang, volume rongga
dada akan mening kat. Selanjutnya udara (oksigen) akan masuk ke dalam
paru-paru, sehingga terjadi fase inspirasi. Sedangkan, fase ekspirasi akan
terjadi, jika tulang rusuk merapat, sehingga CO2 (karbondioksida)
dan uap air keluar dari paru-paru.
III.
Sistem Pernapasan Aves
Pada
burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru.
Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam
tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut.
- Dua
pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas
dan pada langit-langit rongga mulut.
- Celah
tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang
menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
- Trakea
atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh
cincin tulang rawan.
- Sepasang
paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian
ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang
bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal
trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian
dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang
dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang
lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat
dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian
dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak
parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di
parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara
berdifusi.
Selain
paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang
disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang
menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini
terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus
thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid
(saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara
lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara
berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi
difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara
mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.
Kantung
udara memiliki beberapa fungsi berikut.
- Membantu
pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen
cadangan.
- Membantu
mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan
secara berlebihan.
- Membantu
memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
- Mengatur
berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.
Mekanisme
pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu
istirahat dan pernapasan waktu terbang.
Pada waktu
istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru
mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung
udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di
kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara
depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada
mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat
di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus.
Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi
maupun ekspirasi.
Pada waktu
terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara.
Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang
kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat
itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak
terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga
terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi
burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk
mendapatkan oksigen yang cukup banyak.
Udara luar
yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar
akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada
kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di
paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.
IV. Sistem Pernapasan pada Mamalia
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan
CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke
udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara
dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan
tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. Normalnya
manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat
kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput
alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan
dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat
100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya
hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan
dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu
melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari
jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3
---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2
---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O
---> H2 + CO2
Sumber:
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/sistem-pernapasan-pada-kadal-reptil.html#ixzz2lHkzuR3a
http://mentarib1ru.blogspot.com/2012/10/sistem-pencernaan-pada-hewan-vertebrata.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar